Wednesday, July 10, 2019

kisah adam dengan bisikan syaiton dan perkara habil dan qobil





Setelah Alloh menciptakan Adam dan menempatkannya di surga, beliau berjalan sendirian di dalamnya tanpa teman yang bisa diajak berbicara. Oleh karena itu Alloh menciptakan Hawwa saat Adam AS tidur sebntar lalu bangun, tiba-tiba di kepalanya terdapat wanita, hawwa  diciptakan dari sesuatu yang telah hidup sebelumnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA yang berkata bahwa Hawwa diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam AS ketika beliau tidur tanpa merasa sakit.

Adam As dan Hawwa tinggal di surga dengan menikmati apa saja yang ada di surga, mereka memahami bahwa larangan bagi keduanya untuk memakan buah-buahan dari salah satu pohon, setiap kali keduanya dekat dengan buah-buahan pohon tersebut, keduanya langsung menjauh dengan cepat.

Iblis yang telah dikutuk Alloh mengincar Adam dan Hawwa, karena sebab Adamlah, ia keluar dari rahmat Alloh Azza wa Jalla. Iblis membisiki Adam dengan maksud menipu, dengki, dan membuat makar untuk beliau. Disisi lain, Adam tidak menerima diperlakukan seperti itu oleh iblis, Iblis sendiri tidak berhenti “membisiki” Adam dari hari ke hari.
Iblis memikirkan cara lain dengan harapan Adam dan Hawwa mau mendengarkan nasihat palsunya. Ia memunculkan kesan kepada Adam dan Hawwa bahwa ia mencintai keduanya dengan tulus hati dan tidak menginginkan keduanya kehilangan kenikmatan .

Dengan menyembunyikan niat jahat, Iblis berkata kepada Adam dan Hawwa, “Sungguh Allah tahu bahwa engkau berdua tidak akan mati. Namun Dia juga tahu bahwa jika engkau berdua memakan buah-buahan pohon ini, engkau berdua menjadi malaikat yang mengerjakan kebaikan dan keburukan. Aku bersumpah untuk engkau berdua, wahai Adam dan Hawwa bahwa aku penasehat engkau berdua. Sungguh pohon tersebut adalah pohon keabadian dan barangsiapa memakannya maka ia tidak akan mati.”

Ketika iblis bersumpah, Adam berkata kepada Hawwa, “Aku tetap tidak mau makan buah-buahan pohon tersebut.”

Hawwa berkata kepada Adam, “Tidakkah engkau dengar sumpah Iblis denga nama Allah bahwa ia betul-betul penasihat untuk kita?”

Ketika Hawwa berkata seperti itu kepada Adam, maka Adam mengkritik Hawwa dan mengingatkannya tentang janjia yang telah diberikan kepada keduanya. Iblis terus mendesak Hawwa sedangkan Hawwa juga terus mendesak Adam, hingga akhirnya Hawwa berkata kepada Adam, “Aku makan dulu sebelum engkau. Jika terjadi sesuatu padaku, engkau selamat.”

Hawwa memakan buah-buahan pohon tersebut, ternyata, tidak terjadi sesuatu apa pun padanya. Hawwa datang kepada Adam dan berkata, “Makanlah buah-buahan ini, karena aku telah memakannya dan tidak terjadi sesuatu pada diriku.”

Akhirnya, Adam dan Hawwa memenuhi ajakan Iblis. Keduanya makan buah-buahan pohon tersebut karena asumsi bahwa keduanya akan abadi di surga. Setelah makan buah tersebut, maka terbukalah aurat Adam dan Hawwa.

Mereka turun semua dari surga menuju bumi, Adam dan istrnya. Iblis dan masyarakatnya. Mereka turun untuk saling perang dan memusuhi sesama mereka. Adam diturunkan di India sedang Hawwa di Jeddah, kemudian keduanya berkumpul kembali di Musdalifah dan berkenalan di Arafah.


Di bumi, Hawwa bersama suaminya, Adam AS menghadapi kesulitan. Keduanya menjalani pertarungan melawan kehidupan. Sekarang keduanya harus bersusah payah untuk bisa makan.
Tadinya, keduanya makan enak di surga, kemudian turun kepada makanan dan minuman yang tidak enak.

Di bumi, Adam AS diajari dalam pembuatan besi  dan diperintah membajak sawah. Beliau pun membajak sawah dan bercocok tanam dan mengairinya. Ketika masa panen tiba, Adam AS memanen tanamannya, menebahnya, menampinya, dan menggilingnya. Setelah itu, tibalah giira Hawwa yang membuatnya menjadi tepung, membuat roti, dan mereka berdua memakannya. Hawwa juga memintal wol dan Adam menenun jubah untuk diri sendiri.

Dalam perjalanan ibadah, Hawwa membantu Adam dalam pembangunan Ka’bah dengan isyarat Ilahiyah yang tinggi. Membangun rumah pertama kalinya yang dibangun ialah rumah ibadah, dijadikan penuh berkah dan petunjuk bagi seluruh manusia.
Hawwa adalah ibu seperti ibu-ibu lainnya yang hamil dan melahirkan. Hawwa selalu mengandung bayi kembar laki-laki dan perempuan. Hawwa melahirkan 40 anak kembar laki-laki dan perempuan dalam 20 kehamilan.

Pertama kali Hawwa mengandung anak laki-laki dan perepuan. Pada kehamilan kedua, ia mengandung laki-laki dan perempuan. Kemudian pernikahan berlangsung antara laki-laki hamil pertama dan perempuan pada hamil kedua.

Hawwa melahirkan anak kembar Qobil dan saudara perempuannya Laudza. Setelah itu, ia melahirkan Habil dan saudara perempuannya Iqlima.

Saat dewasa Qobil dan Habil mulai melalang buana mencari rezki dan mencari kebutuhan hidup. Qobil si sulung membajak dan menanam, dan ia tinggal di Qainiyah di Damaskus. Sedangkan Habil , ia peternak kambing. Ia tinggal di Sathra. Beberapa bulan kemudian, Qobil dan Habil ingin mempunyai istri agar keduanya damai dengannya.

Qabil dan Habil melamar kepada kedua orangtuanya. Adam berkata kepada Habil, “Hai Habil, aku nikahkan engkau dengan Laudza.” Kepada Qabil, Adam berkata, “Hai Qabil, aku nikahkan engkau dengan Iqlima.”

Qabil berkata, “Aku tidak ridha dengan pernikahan ini, karena saudara kembar perempuanku lebih cantik.”

Adam berkata, “Sesungguhnya Allah memerintahkanku memisahkan kalian berdua dalam pernikahan. Jika engkau, wahai Qabil, tidak ridha, persembahkan qurban,  karena qurban berdua itulah yang akan menyelesaikan permasalahan kalian berdua.”

Adam AS melaksanakan perintah Allah dan menerapkan perintah-NYA kepada Qobil dan Habil. Tapi , Qobil menolak keputusan Adam dan tidak menerima pernikahan seperti itu, karena berpendapat bahwa saudara perempuan kembar Habil tidak secantik saudara perempuan Qobil.

Kelihatannya Adam mengetahui apa yang bergejolak di hati kedua anaknya, Qobil dan Habil. Adam memanggil Qabil dan Habil kemudian memerintahkan keduanya mempersembahkan qurban kepada Allah SWT. Barangsiapa qurbannya diterima, ia lebih berhak atas apa yang diinginkannya.

Qabil berkata, “ Bagaimana qurban bisa menyelesaikan perkara diantara kami?”
Adam berkata, “Barangsiapa qurbannya diterima, Laudza menjadi miliknya.”
Qabil dan Habil harus berqurban dengan hewan qurban dan meletakannya diatas bumi hingga api datang kemudian melalapnya atau dirusak zaman.

Habil berqurban epada Allah azza wa Jalla dengan kambing, unta, dan harta terbaik yang dimilikinya sedang Qabil berqurban kepada Allah azza wa Jalla dengan hartanya yang jelek dan gandum sisa. Setelah itu datanglah api dari langit, melalap qurban Qabil dan tidak mendekat kepada qurban Habil. Karena itulah, Qabil marah dan dengki kepada saudaranya , Habil.

Qabil berkata, “Habil, Qurbanmu diterima, sedang qurbanku tidak. Oleh karena itu, aku akan membunuhmu, atau engkau harus menjauhi saudara perempuanku dan meninggalkannya.”

Habil berkata, “Aku tidak akan melakukannya dan aku tidak mau melanggar perintah ayahku.”

Qabil dan Habil pulang ke rumah, bertemu ayah keduanya, dan menjelaskan perihal qurban kepadanya. Adam berkata kepada keduanya, “Sesungguhnya Allah telah memutuskan perkara kalian berdua dan aku nikahkan kalian berdua seperti yang diperintahkan Allah kepadaku.”

Qabil diam karena menahan marah, kemudian berkata, “Aku tidak akan berjalan di atas bumi sedang saudara-saudaraku berkata, “Habil lebih baik daripada engkau.”
Habil berkata kepada Qabil, “Saudaraku, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau membunuhku.”

Habil pun jatuh di tangan Qabil, kemudian Qabil duduk di depan saudaranya yang telah ia bunuh dalam keadaan diam tidak bergerak, serta wajahnya kusut.
Sekali lagi, Qabil memandang mayat saudaranya yang telah ia bunuh hendak dbawa ke mana? Bahkan dimana ia harus menyembunyikannya?
Qabil berdiri tidak tahu apa yang harus ia erjakan. Ketika ia berada dalam kebingungan dan diam, tiba-tiba suara burung gagak memecah suasana. Burung gagak tersebut berada di dekat Qabil. Burung gagak tersebut membunuh burung gagak lain, kemudian burung gagak tersebut membuat galian di tanah dan menguruknya.

Peristiwa tersebut diabadikan Al-Qur’an Al Karim. (Al Maidah:31)

kemudian Allaah menyuruh seekor burung gagak menggali-gai di bumi untuk memperihatkan kepadanya bagaimana dia seharusnnya menguburkan mayat saudaranya. Ia berkata, ‘Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gaga ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?’ Karena itu jadilah dia seorng diantara orang-orang yang menyesal.

Berita pembunuhan itu pun tersebar kepada Adam dan Hawwa, ketika Habil dibunuh Qabil, Adam berkata kepada Hawwa, “Hai Hawwa, anakmu mati.”
Hawwa bertanya, “Apa kematian itu?”

Adam menjawab, “Kematian ialah tidak makan-minum, tidak berdiri-berjalan, serta tidak berbicara selama-lamanya.”

Hawwa menjerit histeris. Adam berkata kepada Hawwa, “Hendaklah engkau dan anak-anak putrimu sedih. Aku dan anak-anakku lepas tangan dari kasus ini.”

Hawwa mengandung syaits lima tahun setelah kematian Habil. Arti Syait adalah pemberian Allah. Hari-hari terus berjalan. Adam dan Hawwa semakin tua. Anak-anak keturunannya semakin banyak di bumi.

Pada suatu hari Jum’at, Adam AS menghembuskan nafas terakhirnya. Hawwa sedih luar biasa atas kematian beliau dan hidup setahun sepeninggal beliau, kemudian meninggal dunia dan dimakamkan bersama Adam AS.


No comments:

Post a Comment