Luth AS hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim AS dan beliau adalah keponakan Nabi Ibrahim AS . nabi Ibrahim sangat mencintai Luth AS. Luth hijrah bersama paman beliau dari Irak dan ikut dengan beliau dalam semua perjalanannya.
Luth keluar dari Babil di Irak bersama paman beliau
mengikkuti agama beliau dan hijrah ke Syam, kemudian ke Mesir, kemudian kembali
ke Syam. Ibrahim berhenti di Palestina, sedangkan Luth di Yordania.
Setalah itu, Allah Ta’ala mengutus Luth kepada penduduk
Sadum dn sekitarnya. Beliau tidak mempunyai hubungan kekerabatan dna nasab
dengan kaum tempat beliau diutus kepada mereka, karena beliau bukan penduduk
asli daerah tersebut.
Luth mulai melaksanakan perintah Allah, menyampaikan apa
yang diperintahkan, mengajak pendudu Sadum kepda Allah Ta’ala. Hari demi hari
dan tahun demi tahun, tidak ada orang yang merespon dakwah Luth dna tidak ada
rumah di daerah tersebut yang beriman kecuali rumah dan keluarga beliau.
Kaum Luth adalah kafir dan berzina. Mereka menciptakan zina
yang tidak pernah dilakukan siapa pun sebelum mereka sekalipun dari kaum yang
kafir, fasik, dan keluar dari jalan yang benar.
Sungguh Luth mengetahui kaum beliau dan penyimpan fitrah
mereka. Mereka meninggalkan wanita dan lebih menyukai laki-laki. Mereka
menyalahi fitrah yang menunjukan kepada hikmah penciptaan makhluk
berpasang-pasangan.
Luth juga memuliakan tamu yang datang ke kotanya, tamu-tamu
asing yang tiba di Sadum biasanya singgah di rumah Luth AS. Jika istri Luth
merasa ada seseorang mengetuk pintu rumahnya, ia segera pergi kepada kaumnya
dan menjelaskan kepada mereka tentangkeberadaan seseorang di rumah Luth AS,
agar mereka cepat mengambil tindakan dengan kerusakan paling buruk.
Istri Luth akan memebritahu dengan cara tercela, yaitu jika
ada tamu datang kepada Luth AS pada malam hari, ia menyalakan api, jika ia
tidak bisa memberitahukan mereka. Dan bila tamunya datang siang dan ia tidak
dapat keluar, ia akan membuat asap agar kaumnya mengetahui bahwa Luth mempunyai tamu.
Allah ta’ala berfirman:
“Dan tatkal datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu
kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka
dan di berkata, “Ini adalah hari yang amat sulit.” (Hud:77)
Para malaikat yang mulia mereka adalah Jibril, Mikail, Israfil
datang kepada Ibrahim AS untuk menyampaikan kabar gembira kepada beliau dan
istri beliau tentang kelahiran anak yang pandai.
Selain itu, mereka menjelaskan
epada beliau bahwa mereka akan menjalankan tugas Rabbaniyah dari sisi Allah
yaitu untuk menghancurkan desa Sadum yang telah menganiaya diri mereka sendiri
dan bahaya mereka mengancam ke seluruh bumi.
Para malaikat berkata kepada
Ibrahim AS
“Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk desa ini.”
(Al Ankabut:31)
Ibrahim mendebat para malaikat tentang kaum Luth, karena
beliau berharap mereka kembali kepada Allah, berhenti dari kemaksiatan dan
kebobrokan dan kembali kepada akal mereka.
Para malaikat berkata Ibrahim, “Sungguh kami akan
menghancurkan penduduk desa tersebut, karena penduduknya kaum yang zalim.”
Ibrahim berkata, “Bagaimana menurut kalian, jika di tempat
mereka terdapat 50 orang dari kaum Muslimin?
Para malaikat berkata, “Jika pada mereka terdapat 50 orang
kaum muslimin, kami tidak akan menghancurkan mereka.”
Ibrahim berkata, “Bagaimana menurut kalian, jika di tempat
mereka terdapat 40 orang dari kaum Muslimin?”
Para malaikat berkata, “Jika pada mereka terdapat 40 orang
kaum muslimin, kami tidak akan menghancurkan mereka.”
Ibrahim berkata, “Bagaimana menurut kalian, jika di tempat
mereka terdapat 30 orang dari kaum Muslimin?”
Para malaikat berkata, “Jika pada mereka terdapat 30 orang
kaum muslimin, kami tidak akan menghancurkan mereka.”
Ibrahim berkata, “Bagaimana menurut kalian, jika di tempat
mereka terdapat 20 orang dari kaum Muslimin?”
Para malaikat berkata, “Jika pada mereka terdapat 20 orang
kaum muslimin, kami tidak akan menghancurkan mereka.”
Ibrahim berkata, “Bagaimana menurut kalian, jika di tempat
mereka terdapat 10 orang dari kaum Muslimin?”
Para malaikat berkata, “Jika pada mereka terdapat 10 orang
kaum muslimin, kami tidak akan menghancurkan mereka.”
Allah berfirman:
“Hai Ibrahim, tinggalkan soal jawab ini, sesungguhnya telah
datang ketetapan Tuhanmu dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang
tidak dapat ditolak.” (Hud:76)
Para malaikat keluar dari rumahIbrahim AS dengan tujuan desa
Sadum dan datang dlam bentuk pemuda-pemuda tampan. Ketika mereka tiba di desa
Luth AS, beliau bekerja di sawah. Mereka
bertamu kepada Luth AS dan itu terjadi setelah Ashar.
Luth AS khawatir jika beliau tidak menjamu mereka, maka
mereka akan dijamu orang lain. Luth merasa bahwa hari ini hari tersulit, karena
beliau tahu tidak menemukan orang yang bisa melindungi mereka pada malam ini.
Beliau takut akan akhir kesudahan masalah ini.
Beliau malu kepada para tamu tersebut, oleh karena itu,
beliau berjalan didepan mereka dan memulai pembicaraan dengan harapan mereka
pergi dari desa beliau pada malam ini karena penduduk desa ini zalim dan
berharap para tamu singgah di desa lain.
Luth berkata kepada para tamu, “Para tamuku, aku tidak tahu
di atas bumi ini penduduk suatu negeri yang lebih brengsek dari penduduk desa
ini.”
Luth berjalan bersama para tamu dalam keadaan was-was.
Beliau berjalan bersama para tamu dengan menoleh ke kanan-kiri. Para tamu bertanya
kepada beliau, apa yang membuat beliau ragu-ragu?
Luth AS menjawab, “Aku bersaksi bahwa penduduk desa ini
penduduk yang paling buruk perbuatannya sedunia. Aku bersaksi bahwa mereka
orang-orang jahat, dan brengsek.”
Tidak ada yang megetahui kedatangan tamu-tamu tersebut
kecuali Luth, istri dan kedua putri beliau. Istri Luth melihat tamu-tamu
tersebut dan kegilaannya pun kambuh. Tamu-tamu ini adalah mangsa yang istimewa.
Ia kan mendapatkan kedudukan tinggi dikaumnya.
Istri Luth berkata, :Sesungguhnya pada malam ini, Luth
menjamu pemuda-pemuda tampan yang tidak pernah aku lihat dan sangat wangi. Oleh
karena itu, segeralah pergi ke sana sebelum mereka pergi.”
Bak belalang berterbangan, kaum Luth sontak pergi ke rumah
Luth AS. Mereka berdiri di depan pintu rumah Luth dengan terengah-engah. Dengan
tidak malu, mereka berkata, “ Hai Luth, bukankah kami teah melarangmu menerima
tamu? Bukankah engkau tahu apa yang kami inginkan?”
Luth berkata kepada mereka, “Inilah putri-putriku, mereka
lebih suci bagi kalian.” (Hud;78)
Sesaat kemudian, Luth berlindung kepada Allah Ta’alla.
Beliau mendorong mereka dari rumah beliau dan menutup pintu rumah. Sedang
mereka berusaha membuka pintu atau memecahkannya. Kendati demikian, Luth tetap
menasehati kaumnya.
Ketika kekalutan Luth memuncak, para tamu bangkit dan
memberi syarat kepada beliau agar berlindung di tiang yang kokoh. Para tamu
asing itu berkata kepad Luth, “Hai Luth, sesungguhnya kami utusan-utusan
Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu.” (Hud:81)
Luth AS dan kedua putrinya berjalan menjelang subuh. Baru
beberapa lama, beliau meninggalkan desa. Allah Azza wa Jalla membinasakan
mereka melalui Jibril. Jibril membalik kota-kota mereka setelah Luth sekeluarga
keluar dari tempat mereka, kecuali istri beliau yang terlambat berangkat dari
suaminya. Jibril membalikan kota-kota kaum Luth dengan ujung sayapnya hingga
bagian atasnya menjadi bagian bawahnya,
kemudian kota-kota mereka berubah menjadi danau busuk yang air dan apa saja
yang ada diisekitarnya tidak bisa dimanfaatkan.