Setelah Alloh menciptakan Adam dan menempatkannya di surga,
beliau berjalan sendirian di dalamnya tanpa teman yang bisa diajak berbicara. Oleh
karena itu Alloh menciptakan Hawwa saat Adam AS tidur sebntar lalu bangun,
tiba-tiba di kepalanya terdapat wanita, hawwa
diciptakan dari sesuatu yang telah hidup sebelumnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA yang berkata bahwa Hawwa
diciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam AS ketika beliau tidur tanpa
merasa sakit.
Adam As dan Hawwa tinggal di surga dengan menikmati apa saja
yang ada di surga, mereka memahami bahwa larangan bagi keduanya untuk memakan
buah-buahan dari salah satu pohon, setiap kali keduanya dekat dengan
buah-buahan pohon tersebut, keduanya langsung menjauh dengan cepat.
Iblis yang telah dikutuk Alloh mengincar Adam dan Hawwa,
karena sebab Adamlah, ia keluar dari rahmat Alloh Azza wa Jalla. Iblis membisiki
Adam dengan maksud menipu, dengki, dan membuat makar untuk beliau. Disisi lain,
Adam tidak menerima diperlakukan seperti itu oleh iblis, Iblis sendiri tidak
berhenti “membisiki” Adam dari hari ke hari.
Iblis memikirkan cara lain dengan harapan Adam dan Hawwa mau
mendengarkan nasihat palsunya. Ia memunculkan kesan kepada Adam dan Hawwa bahwa
ia mencintai keduanya dengan tulus hati dan tidak menginginkan keduanya
kehilangan kenikmatan .
Dengan menyembunyikan niat jahat, Iblis berkata kepada Adam
dan Hawwa, “Sungguh Allah tahu bahwa engkau berdua tidak akan mati. Namun Dia
juga tahu bahwa jika engkau berdua memakan buah-buahan pohon ini, engkau berdua
menjadi malaikat yang mengerjakan kebaikan dan keburukan. Aku bersumpah untuk
engkau berdua, wahai Adam dan Hawwa bahwa aku penasehat engkau berdua. Sungguh pohon
tersebut adalah pohon keabadian dan barangsiapa memakannya maka ia tidak akan
mati.”
Ketika iblis bersumpah, Adam berkata kepada Hawwa, “Aku tetap
tidak mau makan buah-buahan pohon tersebut.”
Hawwa berkata kepada Adam, “Tidakkah engkau dengar sumpah
Iblis denga nama Allah bahwa ia betul-betul penasihat untuk kita?”
Ketika Hawwa berkata seperti itu kepada Adam, maka Adam
mengkritik Hawwa dan mengingatkannya tentang janjia yang telah diberikan kepada
keduanya. Iblis terus mendesak Hawwa sedangkan Hawwa juga terus mendesak Adam,
hingga akhirnya Hawwa berkata kepada Adam, “Aku makan dulu sebelum engkau. Jika
terjadi sesuatu padaku, engkau selamat.”
Hawwa memakan buah-buahan pohon tersebut, ternyata, tidak
terjadi sesuatu apa pun padanya. Hawwa datang kepada Adam dan berkata, “Makanlah
buah-buahan ini, karena aku telah memakannya dan tidak terjadi sesuatu pada
diriku.”
Akhirnya, Adam dan Hawwa memenuhi ajakan Iblis. Keduanya makan
buah-buahan pohon tersebut karena asumsi bahwa keduanya akan abadi di surga. Setelah
makan buah tersebut, maka terbukalah aurat Adam dan Hawwa.
Mereka turun semua dari surga menuju bumi, Adam dan istrnya. Iblis
dan masyarakatnya. Mereka turun untuk saling perang dan memusuhi sesama mereka.
Adam diturunkan di India sedang Hawwa di Jeddah, kemudian keduanya berkumpul
kembali di Musdalifah dan berkenalan di Arafah.
Di bumi, Hawwa bersama suaminya, Adam AS menghadapi kesulitan.
Keduanya menjalani pertarungan melawan kehidupan. Sekarang keduanya harus
bersusah payah untuk bisa makan.
Tadinya, keduanya makan enak di surga, kemudian turun kepada
makanan dan minuman yang tidak enak.
Di bumi, Adam AS diajari dalam pembuatan besi dan diperintah membajak sawah. Beliau pun
membajak sawah dan bercocok tanam dan mengairinya. Ketika masa panen tiba, Adam
AS memanen tanamannya, menebahnya, menampinya, dan menggilingnya. Setelah itu,
tibalah giira Hawwa yang membuatnya menjadi tepung, membuat roti, dan mereka
berdua memakannya. Hawwa juga memintal wol dan Adam menenun jubah untuk diri
sendiri.
Dalam perjalanan ibadah, Hawwa membantu Adam dalam pembangunan
Ka’bah dengan isyarat Ilahiyah yang tinggi. Membangun rumah pertama kalinya
yang dibangun ialah rumah ibadah, dijadikan penuh berkah dan petunjuk bagi
seluruh manusia.
Hawwa adalah ibu seperti ibu-ibu lainnya yang hamil dan
melahirkan. Hawwa selalu mengandung bayi kembar laki-laki dan perempuan. Hawwa melahirkan
40 anak kembar laki-laki dan perempuan dalam 20 kehamilan.
Pertama kali Hawwa mengandung anak laki-laki dan perepuan. Pada
kehamilan kedua, ia mengandung laki-laki dan perempuan. Kemudian pernikahan
berlangsung antara laki-laki hamil pertama dan perempuan pada hamil kedua.
Hawwa melahirkan anak kembar Qobil dan saudara perempuannya
Laudza. Setelah itu, ia melahirkan Habil dan saudara perempuannya Iqlima.
Saat dewasa Qobil dan Habil mulai melalang buana mencari rezki
dan mencari kebutuhan hidup. Qobil si sulung membajak dan menanam, dan ia
tinggal di Qainiyah di Damaskus. Sedangkan Habil , ia peternak kambing. Ia tinggal
di Sathra. Beberapa bulan kemudian, Qobil dan Habil ingin mempunyai istri agar
keduanya damai dengannya.
Qabil dan Habil melamar kepada kedua orangtuanya. Adam berkata
kepada Habil, “Hai Habil, aku nikahkan engkau dengan Laudza.” Kepada Qabil,
Adam berkata, “Hai Qabil, aku nikahkan engkau dengan Iqlima.”
Qabil berkata, “Aku tidak ridha dengan pernikahan ini, karena
saudara kembar perempuanku lebih cantik.”
Adam berkata, “Sesungguhnya Allah memerintahkanku memisahkan
kalian berdua dalam pernikahan. Jika engkau, wahai Qabil, tidak ridha,
persembahkan qurban, karena qurban
berdua itulah yang akan menyelesaikan permasalahan kalian berdua.”
Adam AS melaksanakan perintah Allah dan menerapkan
perintah-NYA kepada Qobil dan Habil. Tapi , Qobil menolak keputusan Adam dan
tidak menerima pernikahan seperti itu, karena berpendapat bahwa saudara
perempuan kembar Habil tidak secantik saudara perempuan Qobil.
Kelihatannya Adam mengetahui apa yang bergejolak di hati kedua
anaknya, Qobil dan Habil. Adam memanggil Qabil dan Habil kemudian memerintahkan
keduanya mempersembahkan qurban kepada Allah SWT. Barangsiapa qurbannya
diterima, ia lebih berhak atas apa yang diinginkannya.
Qabil berkata, “ Bagaimana qurban bisa menyelesaikan perkara
diantara kami?”
Adam berkata, “Barangsiapa qurbannya diterima, Laudza menjadi
miliknya.”
Qabil dan Habil harus berqurban dengan hewan qurban dan
meletakannya diatas bumi hingga api datang kemudian melalapnya atau dirusak
zaman.
Habil berqurban epada Allah azza wa Jalla dengan kambing,
unta, dan harta terbaik yang dimilikinya sedang Qabil berqurban kepada Allah azza
wa Jalla dengan hartanya yang jelek dan gandum sisa. Setelah itu datanglah api
dari langit, melalap qurban Qabil dan tidak mendekat kepada qurban Habil. Karena
itulah, Qabil marah dan dengki kepada saudaranya , Habil.
Qabil berkata, “Habil, Qurbanmu diterima, sedang qurbanku
tidak. Oleh karena itu, aku akan membunuhmu, atau engkau harus menjauhi saudara
perempuanku dan meninggalkannya.”
Habil berkata, “Aku tidak akan melakukannya dan aku tidak mau
melanggar perintah ayahku.”
Qabil dan Habil pulang ke rumah, bertemu ayah keduanya, dan
menjelaskan perihal qurban kepadanya. Adam berkata kepada keduanya, “Sesungguhnya
Allah telah memutuskan perkara kalian berdua dan aku nikahkan kalian berdua
seperti yang diperintahkan Allah kepadaku.”
Qabil diam karena menahan marah, kemudian berkata, “Aku tidak
akan berjalan di atas bumi sedang saudara-saudaraku berkata, “Habil lebih baik
daripada engkau.”
Habil berkata kepada Qabil, “Saudaraku, bertakwalah kepada
Allah dan janganlah engkau membunuhku.”
Habil pun jatuh di tangan Qabil, kemudian Qabil duduk di depan
saudaranya yang telah ia bunuh dalam keadaan diam tidak bergerak, serta
wajahnya kusut.
Sekali lagi, Qabil memandang mayat saudaranya yang telah ia
bunuh hendak dbawa ke mana? Bahkan dimana ia harus menyembunyikannya?
Qabil berdiri tidak tahu apa yang harus ia erjakan. Ketika ia
berada dalam kebingungan dan diam, tiba-tiba suara burung gagak memecah
suasana. Burung gagak tersebut berada di dekat Qabil. Burung gagak tersebut
membunuh burung gagak lain, kemudian burung gagak tersebut membuat galian di
tanah dan menguruknya.
Peristiwa tersebut diabadikan Al-Qur’an Al Karim.
(Al Maidah:31)
“kemudian Allaah menyuruh seekor burung gagak menggali-gai di
bumi untuk memperihatkan kepadanya bagaimana dia seharusnnya menguburkan mayat
saudaranya. Ia berkata, ‘Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
seperti burung gaga ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?’
Karena itu jadilah dia seorng diantara orang-orang yang menyesal.”
Berita pembunuhan itu pun tersebar kepada Adam dan Hawwa,
ketika Habil dibunuh Qabil, Adam berkata kepada Hawwa, “Hai Hawwa, anakmu mati.”
Hawwa bertanya, “Apa kematian itu?”
Adam menjawab, “Kematian ialah tidak makan-minum, tidak
berdiri-berjalan, serta tidak berbicara selama-lamanya.”
Hawwa menjerit histeris. Adam berkata kepada Hawwa, “Hendaklah
engkau dan anak-anak putrimu sedih. Aku dan anak-anakku lepas tangan dari kasus
ini.”
Hawwa mengandung syaits lima tahun setelah kematian Habil. Arti
Syait adalah pemberian Allah. Hari-hari terus berjalan. Adam dan Hawwa semakin
tua. Anak-anak keturunannya semakin banyak di bumi.
Pada suatu hari Jum’at, Adam AS menghembuskan nafas
terakhirnya. Hawwa sedih luar biasa atas kematian beliau dan hidup setahun
sepeninggal beliau, kemudian meninggal dunia dan dimakamkan bersama Adam AS.